Pada peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) yang jatuh hari Jumat (24/3), Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) Surabaya berbagi tips bagaimana mencegah penularan Tuberkulosis (TB/TBC) ke balita sejak dini.
Staf Program YABHYSA, Diana Ainur Rosyida mengakui saat ini pihaknya gencar melakukan investigasi kontak untuk mengetahui angka penderita TB. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan indeks pasien yang sudah positif. Kemudian juga YABHYSA melakukan pelacakan ke rumah warga.
Dalam mencegah TB, maka akan dilakukan pemeriksaan dahak. Jika ada pasien TB yang serumah dengan balita, terang Diana, maka si balita harus segera di TPT. Ini merupakan pencegahan dini agar balita tidak terkena TBC.
“Jadi selain imunisasi BCG, juga dilakukan TPT untuk balita. Kader YABHYSA juga melakukan pendampingan seperti pengambilan obat hingga penderita TB sembuh,” katanya diwawancarai Bagus wartawan majalahnurani.com, di Puskesmas Tambak Rejo, Ngaglik Surabaya.
Sementara Anis Soudia, Kader YABHYSA mengingatkan, sebagai orang tua wajib memvaksin balitanya dengan vaksin BCG. Ini merupakan vaksin wajib untuk balita agar tidak tertular TB.
“Selain mencegah, vaksin ini untuk mengurangi kondisi parah TB sampai 70%,” tambahnya.
Bagi balita yang tinggal serumah dengan penderita TBC, entah itu orang tuanya, kakek, nekek atau keluarga lainnya, maka sangat rentan tertular TBC. Penularan ini bisa melalui percikan dahak batuk, bersin (droplet).
“Jadi penderita TBC wajib memakai masker meski di dalam rumah,” jelasnya.
Cara mencegah selanjutnya yakni usahakan udara di dalam dan sekitar rumah selalu bersih. Artinya tidak ada asap rokok. Menurut Anis, salah satu penyebab mudah terkena TBC yakni asap rokok.
“Ini termasuk faktor resiko. Anak-anak atau orang tua lanjut usia perokok,” sambungnya.
Terakhir Anis menyarankan, bagi penderita TBC yang serumah dengan balita, maka wajib terapi tuberkulosis (TPT). Pengobatannya selama 6 bulan. “Pengobatannya itu sama dengan orang TBC,” jelasnya. Bagus